Memperkuat Kompetensi Perawat di Masa Depan: Prodi Keperawatan UAA Gelar Kuliah Pakar Internasional tentang Perawatan Paliatif

Memperkuat Kompetensi Perawat di Masa Depan: Prodi Keperawatan UAA Gelar Kuliah Pakar Internasional tentang Perawatan Paliatif

Yogyakarta, [6 November 2025] – Program Studi (Prodi) Ilmu Keperawatan Universitas Alma Ata (UAA) kembali menunjukkan komitmennya dalam menghasilkan tenaga kesehatan profesional yang adaptif terhadap tantangan global. Hal ini diwujudkan melalui penyelenggaraan kegiatan Guest Lecture (Kuliah Pakar) internasional yang bertajuk “Integrating Palliative Care Approach Into Long-Term Care and Cancer Survivorship”.

Kegiatan ini merupakan inisiatif penting untuk membekali mahasiswa dan dosen dengan wawasan terkini mengenai integrasi perawatan paliatif, yang esensial dalam penanganan penyakit kronis dan mengancam jiwa, berdasarkan kebijakan dan tindakan terkini yang diterapkan di negara Hong Kong. 

Menghadirkan Pakar Global

Kuliah pakar ini menghadirkan narasumber ahli, Dr. Jie Zhong, BSN., MSN., PhD., RN, seorang Research Assistant Professor yang memiliki kepakaran mendalam di bidang tersebut. Dalam paparannya, Dr. Zhong menekankan pentingnya pendekatan paliatif tidak hanya untuk meringankan gejala, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga secara komprehensif, mencakup aspek fisik, emosional, sosial, dan spiritual.

Inti Pembahasan Kuliah: Integrasi Perawatan Holistik

Dalam sesi kuliah yang interaktif, Dr. Zhong menguraikan beberapa poin kunci:

    • Perawatan Paliatif Bukan Hanya Fase Akhir: Beliau menekankan bahwa pendekatan paliatif harus diintegrasikan sejak dini, bersamaan dengan perawatan kuratif (penyembuhan), bukan hanya saat pasien memasuki fase akhir kehidupan.
    • Fokus pada Cancer Survivorship:  Pentingnya peran perawat dalam mendukung penyintas kanker (cancer survivors) untuk mengelola gejala jangka panjang dan meningkatkan kualitas hidup mereka pasca-pengobatan.
    • Model Long-Term Care:  Dr. Zhong memaparkan model-model terbaik dalam perawatan jangka panjang, di mana perawat menjadi koordinator utama dalam tim interdisipliner untuk memastikan kesinambungan asuhan.

Relevansi di Era Modern

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UAA, Dr. Tridjoko Hardianto, DTMH., M.Kes., menyampaikan bahwa perawatan paliatif semakin relevan mengingat meningkatnya jumlah penderita penyakit tidak menular dan lansia yang membutuhkan perawatan jangka panjang.

“Melalui kuliah pakar ini, kami ingin memastikan lulusan Keperawatan UAA tidak hanya terampil secara klinis, tetapi juga memiliki empati dan pemahaman holistik dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas, terutama dalam mendukung pasien yang bertahan hidup dari kanker (cancer survivorship) dan perawatan jangka panjang,” ujarnya.

Prodi Keperawatan UAA berkomitmen untuk terus menyelenggarakan kegiatan edukatif semacam ini guna mencetak perawat yang siap menghadapi dinamika dunia kesehatan dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan Prodi Keperawatan UAA, kunjungi keperawatan.almaata.ac.id atau ikuti media sosial kami di Instagram : @keperawatan.uaa.

JEJARING GLOBAL APHNI 2025: Dari John Hopkins hingga Hong Kong, Universitas Alma Ata Satukan Pakar Lintas Disiplin untuk Kesehatan Asia-Pasifik.

JEJARING GLOBAL APHNI 2025: Dari John Hopkins hingga Hong Kong, Universitas Alma Ata Satukan Pakar Lintas Disiplin untuk Kesehatan Asia-Pasifik.

Yogyakarta, 5 November 2025 – Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan (FKIK), Universitas Alma Ata berhasil menyelenggarakan konferensi internasional bergengsi, The 7th Asia-Pacific Partnership on Health and Nutrition Improvement (APHNI). Acara yang bertempat di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center ini mengusung tema kritis: “Implementing Evidence-Based Practices to Improve Maternal and Child Health and Prevent Chronic Disease: Strategies for Sustainable Impact”.

Konferensi yang dimulai pukul 08.00 WIB ini mempertemukan para pakar dari empat disiplin ilmu utama (Gizi & Kedokteran, Farmasi, Administrasi Rumah Sakit, Bidan, dan Keperawatan) untuk memformulasikan strategi implementasi praktik berbasis bukti demi mewujudkan dampak kesehatan yang nyata dan berkelanjutan.

SESI 1: NUTRITION AND MEDICINE – SOLUSI BERBASIS BUKTI UNTUK GIZI SEKOLAH

Sesi perdana menyoroti tantangan obesitas anak dan gizi sekolah. Para pembicara dari John Hopkins University dan China Medical University menawarkan solusi yang didukung riset mendalam.

Dalam kuliah pakar internasional ini, tiga narasumber menyampaikan perspektif komplementer terkait upaya peningkatan kesehatan dan gizi anak sekolah. Mika Matsuzaki, Ph.D. (Johns Hopkins University) menekankan bahwa regulasi gizi di sekolah lebih efektif membentuk perilaku makan siswa dibandingkan edukasi individual. Prof. Joel Gittlesohn (Johns Hopkins University) menyoroti pentingnya intervensi kantin sekolah yang disesuaikan dengan konteks Indonesia, khususnya melalui pelibatan guru, pedagang, dan orang tua agar program berjalan berkelanjutan. Sementara itu, Dr. Yang Liu (China Medical University) memaparkan pemanfaatan teknologi kesehatan digital—seperti aplikasi dan wearable devices—untuk memantau dan mencegah obesitas anak secara real-time dan personal.

SESI 2: PHARMACY AND HOSPITAL ADMINISTRATION – INOVASI SISTEM KESEHATAN

Sesi kedua memperluas cakupan diskusi ke aspek manajemen dan sumber daya global, termasuk peran kearifan lokal.

Pada sesi diskusi, dua narasumber memberikan pandangan mengenai inovasi kesehatan berkelanjutan dari perspektif etnomedisin dan manajemen rumah sakit. Assoc. Prof. Pongtip Sithisarn dari Mahidol University, Thailand, melalui topik “Harnessing Traditional Wisdom: Ethnomedicine Innovations for a Resilient and Sustainable Global Health System,” menekankan bahwa etnomedisin adalah sumber daya yang berketahanan dan perlu diintegrasikan secara ilmiah ke dalam sistem kesehatan modern agar lebih berkelanjutan.

Sementara itu, dr. Tridjoko Hadianto, DTM&H., M.Kes. dari Universitas Alma Ata, Indonesia, memaparkan “Innovations in Sustainable Hospital Management for Improved Non-Communicable Disease Care.” Ia menawarkan model manajemen rumah sakit berkelanjutan yang mengutamakan efisiensi layanan, pemanfaatan teknologi terintegrasi, serta penguatan edukasi pasien untuk menekan biaya serta menurunkan angka re-hospitalisasi penyakit tidak menular (PTM).

SESI 3: MIDWIFERY AND NURSING – JEMBATAN PRAKTIK DAN PENELITIAN

Sesi terakhir menjadi sorotan utama bagi peserta Program Studi Keperawatan, fokus pada peran Bidan dan Perawat dalam layanan kesehatan komprehensif dan pencegahan penyakit kronis

Dalam sesi ilmiah ini, para pembicara menyoroti pentingnya pendekatan komprehensif dalam pencegahan dan penanganan penyakit tidak menular (PTM). Assoc. Prof. Dr. Siti Roshaidai Binti Mohd Arifin dari International Islamic University Malaysia memaparkan “Integrating Mental Health and NCD Services in Community Midwifery Practice: A Holistic Approach.” Ia menekankan bahwa praktik kebidanan komunitas harus mengintegrasikan aspek kesehatan mental sekaligus pencegahan PTM sejak dini agar pelayanan menjadi lebih holistik dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Sementara itu, Jie Zhong, BSN, MSN, PhD, RN dari The University of Hong Kong, dalam materi “Bridging Research and Practice: Nursing Interventions for Non-Communicable and Chronic Disease Prevention,” menyajikan data terbaru mengenai intervensi keperawatan berbasis bukti yang efektif dalam pencegahan dan manajemen PTM. Ia menegaskan peran strategis perawat sebagai penghubung antara penelitian ilmiah dan praktik klinis untuk memastikan pelayanan yang lebih tepat dan berdampak.

Kedua pemaparan ini menekankan bahwa integrasi layanan, pendekatan berbasis bukti, dan peran aktif tenaga kesehatan merupakan fondasi penting dalam memperkuat upaya pencegahan PTM di tingkat komunitas maupun klinis.

PENUTUP DAN KOMITMEN PROGRAM STUDI

Keberhasilan penyelenggaraan THE 7th APHNI ini menegaskan posisi Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata sebagai pusat unggulan dan kolaborator internasional dalam riset kesehatan. Ilmu dan jejaring yang diperoleh dari konferensi ini akan segera diinternalisasi:

  1. Revisi dan Pengayaan Kurikulum: Bukti ilmiah terbaru dari segala sesi (Gizi, Kedokteran, Farmasi, Administrasi Rumah Sakit, Bidan, dan Keperawatan) yang nantinya akan diintegrasikan ke dalam mata kuliah di setiap prodi di FKIK
  2. Peningkatan Mutu Pengabdian: Mendorong dosen dan mahasiswa FKIK untuk merancang intervensi berbasis Etnomedisin dan Digital Health dalam proyek pengabdian kepada masyarakat.

Konferensi ini menjadi pendorong kuat bagi civitas akademika untuk terus mengimplementasikan praktik terbaik demi mencapai dampak kesehatan yang signifikan dan berkelanjutan bagi Indonesia.

Halo dunia!

Selamt datang di WordPress. Ini adalah pos pertama Anda. Sunting atau hapus, kemudian mulai menulis!