JAGA TUMBLER, JAGA KESEHATAN
Oleh: Sofyan Indrayana
Menyimpan air minum dalam tumbler (botol minum isi ulang: plastik, stainless steel, vacuum tumbler, dsb.) saat ini umum dilakukan untuk kenyamanan dan pengurangan sampah plastik sekali pakai. Namun, taukah kamu jika tumbler-mu bisa berdampak terhadap kesehatanmu? Berikut rangkuman penelitian terbaru, implikasinya, dan rekomendasi untuk kamu.
Penggunaan tumbler ternyata memiliki resiko terhadap kesehatan. Eitss… don’t get me wrong …, Baca sampai akhir ya! Berikut resiko kesehatan penggunaan tubler dan implikasinya:
- Efek mikrobiologis
Penelitian menunjukkan tumbler yang digunakan berulang dapat menjadi tempat berkembangnya komunitas mikroba dan biofilm pada permukaan dalamnya. Biofilm ini melindungi bakteri dari pembersihan biasa dan memungkinkan akumulasi organisme potensial patogenik (misal: Enterobacteriaceae, Pseudomonas spp., bakteri heterotrof). Kondisi hangat /lembap dan sisa minuman (mis. teh, susu) mempercepat pembentukan biofilm. Studi survei pada botol sehari-hari didapatkan peningkatan jumlah bakteri, bahkan beberapa sample menunjukkan keberadaan koliform dan bakteri resisten obat—mengindikasikan potensi risiko bagi pengguna dengan penurunan imunitas atau terdapat luka pada mulut. Implikasi: penggunaan tumbler bergantian tanpa pembersihan yang memadai dapat meningkatkan risiko penularan mikroba.
- Pelepasan bahan kimia
Material plastik (terutama polycarbonate dan beberapa plastik lain yang mengandung aditif) dapat melepaskan senyawa seperti bisphenol A (BPA) dan turunan lain terutama saat terpapar suhu tinggi, goresan, atau penuaan material. Penelitian menegaskan hubungan antara suhu atau pemakaian berulang dengan peningkatan migrasi bahan kimia ke air. Tumbler stainless steel umumnya lebih stabil secara kimia dibanding plastik, tetapi lapisan cat atau komponen seal (karet/silikon) juga bisa menjadi sumber kontaminan jika kualitasnya rendah. Implikasi: paparan kronis terhadap endokrin disruptor seperti BPA menjadi perhatian, meskipun banyak efek jangka panjang masih diteliti. Menghindari pemanasan dalam botol plastik dan mengganti botol yang tergores/tua mengurangi risiko.
- Mikroplastik dan nanoplastik
Penelitian terkini menemukan bahwa botol plastik (termasuk sekali pakai dan pakai ulang) dapat melepaskan partikel mikro- dan nanoplastik ke air minum. Ini menunjukkan kemasan/tumbler plastik adalah sumber potensial paparan partikel kecil yang dapat menembus jaringan. Implikasi: konsekuensi kesehatan jangka panjang dari paparan nanoplastik belum pasti, namun studi awal menunjukkan potensi inflamasi dan efek sistemik. Oleh karena itu, prinsip kehati-hatian dianjurkan.
Menyimpan air minum dalam tumbler praktis dan ramah lingkungan bila dilakukan dengan benar. Berikut rekomendasi penggunaan tumbler yang aman:
- Pilih material yang aman: gunakan tumbler stainless steel food-grade atau kaca bila memungkinkan; hindari penggunaan wadah plastik yang tak jelas spesifikasinya untuk air panas.
- Hindari mengisi dengan air panas ke tumbler plastik: suhu tinggi meningkatkan migrasi bahan kimia.
- Bersihkan setiap hari secara menyeluruh: cuci dengan sabun dan sikat yang cukup untuk mencapai sela-sela tutup; jemur sampai benar-benar kering sebelum disimpan. Untuk botol bersegmen (sedotan/tutup kompleks) bongkar dan bersihkan semua komponen.
- Ganti botol yang tergores/berbau/berjamur: tanda-tanda ini menandakan kerusakan permukaan dan akumulasi mikroba.
- Perhatian untuk kelompok rentan: pasien imunosupresif, bayi, atau orang dengan gangguan imun sebaiknya menghindari reuse tanpa sterilisasi rutin.
- Biasakan membawa botol cadangan, mengosongkan sisa minuman yang tidak diminum lama, dan hindari menyimpan minuman lebih dari 24 jam tanpa pendinginan/sterilisasi.
Keyword: Tumbler, Kuliah Keperawatan, Yogyakarta
Referensi:
- Hariharan, A. V., & Sankar, M. M. (2024). Daily Use Water Bottles as a Hub for Microbial Population: A Comparative Study of PET vs. Stainless Steel Water Bottles and Outcome of Washing Strategy Intervention. Journal of pharmacy & bioallied sciences, 16(Suppl 2), S1242–S1245. https://doi.org/10.4103/jpbs.jpbs_559_23.
- Honeycutt JA, Nguyen JQT, Kentner AC, Brenhouse HC. Effects of Water Bottle Materials and Filtration on Bisphenol A Content in Laboratory Animal Drinking Water. J Am Assoc Lab Anim Sci. 2017 May 1;56(3):269-272. PMC5438920.
- Ighalo, J. O., Kurniawan, S. B., Khongthaw, B., Buhari, J., Chauhan, P. K., Georgin, J., & Pfingsten Franco, D. S. (2024). Bisphenol A (BPA) toxicity assessment and insights into current remediation strategies. RSC Adv., 14(47), 35128–35162. https://doi.org/10.1039/D4RA05628K.
- Zhang, J.; Liu, Y.; Zhao, L.; Peng, C.; Wang, L. Microplastics and nanoplastics in drinking water and beverages: occurrence and human exposure. J. Environ. Expo. Assess. 2024, 3, 24. http://dx.doi.org/10.20517/jeea.2024.37.